Sabah, Malaysia - Pagi hari ini pasukan Malaysia kembali melakukan penyergapan terhadap para pendukung Sultan Sulu yang mengklaim Sabah sebagai bagian dari Kesultanan Sulu. Total korban dinyatakan lebih dari 26 orang tewas dimana beberapa diantaranya adalah pasukan komando dari Malaysia.

Pada tahun 1878, British North Company milik Inggris yang saat itu menjajah Malaysia menyewa wilayah Sabah dari kesultanan Sulu. Sewa Sabah dialihkan dari pemerintah Inggris ke Malaysia pada saat Malaysia merdeka tahun 1963.

Kesultanan Sulu pada tahun 1962 kemudian memberikan mandat kepada Presiden Filipina waktu itu Diosdado Macapagal untuk melakukan negosiasi wilayah mereka dengan Malaysia. Dari negosiasi tersebut disepakati bila Malaysia harus membayar sewa tahunan sebesar 69.700 peso atau senilai Rp. 17.4 juta per tahun kepada kesultanan Sulu.

Filipina sendiri dibuat pusing karena mereka merasa hutang budi kepada Malaysia atas jasa Malaysia mendamaikan Filipina dengan MILF(Front Pembebasan Islam Moro) di kepulauan Mindanao. Kesepakatan itu menyebutkan bila Mindanao termasuk Sulu merupakan wilayah otonomi bangsa Moro. Hal ini menyebabkan kesultanan Sulu merasa tidak memiliki wilayah sehingga mereka mengklaim tanah asli mereka di sabah.

Saat ini konflik di Lahad Datu Sabah telah menciptakan ketegangan di publik Malaysia mengingat sebentar lagi di akhir bulan Juni, mereka kaan mengadakan pemilu. Badan Intelejen di Malaysia juga sedang menginvestigasi kemungkinan bila kemah-kemah dari kelompok oposisi pemerintah juga berada dibelakang kekuatan penyusup di Sabah.

Malaysia sebelumnya meminta kekuatan yang menyusup ke Sabah untuk meninggalkan wilayah tersebut dan Malaysia berjanji tidak akan memperkarakannya. Namun dengan jatuhnya korban, Malaysia menyatakan pintu negosiasi telah tertutup dan meminta kekuatan itu untuk menyerah tanpa syarat.

Dari publik Filipina, pemerintahan Filipina dianggap kurang tegas dalam melindungi rakyatnya yang sekarang dilakukan tindakan militer oleh Malaysia. Dari fihak Filipina sendiri mengirimkan sebuah kapal perang dekat wilayah Sabah yang lengkap di dalamnya dengan tenaga-tenaga medis dan beberapa tokoh Islam ternama dengan harapan warganya yang sedang melakukan kisruh di Sabah bisa segera meninggalkan wilayah itu.



source: rmol, malaysia-today, time, al-jazeera

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top