Manila - Pemerintahan Filipina sedang mempersiapkan pencegahan dari kemungkinan timbulnya krisis kemanusiaan akibat tekanan pemerintah Malaysia terhadap pendukung Sultan Sulu Jamalul Kiram III di Sabah.

Pejabat perwakilan pemerintah Mar Roxas pada hari Kamis kemarin mempimpin rapat di Camp Crame untuk menjalankan instruksi dari Presiden Aquino untuk dapat memetakan rencana pemerintah dalam menghadapi kemungkinan masalah yang timbul akibat datangnya pendatang illegal Filipina dari Sabah.

"Presiden menginginkan kepala daerah untuk memastikan bila suply makanan dan dukungan pemerintah ada untuk rakay di Basilan, Sulu dan Tawi-Tawi", demikian menurut Roxas.

"Presiden memerintahkan kita untuk memastikan keamanan warga Filipina yang tinggal di area tersebut dan pemerintah bisa siap bila terjadi evakuasi", dia menambahkan.

Sekertaris bidang sosial Dinky Soliman menyatakan ada sekitar 1500 warga Filipina yang tidak teridentifikasi dari Sabah telah tiba di pantai Sulu dan Tawi-Tawi.

Soliman berkata bila pemerintah memperkirakan akan banyak warga Filipina yang meninggalkan Sabah karena pihak Malaysia masih terus melanjutkan pengejarannya terhadap pengikut Sultan.

Ketika Roxas ditanya apakah eksodus yang terjadi sekarang telah menimbulkan krisis kemanusiaan? Roxas menyatakan tidak untuk saat ini.

Dari Malaysia sendiri kemaren dua orang personel militer Malaysia tewas. Ahmad Hurairah tewas setelah baku tembak dengan sekelompok milisi di sungai Nyamuk, Kampung Tanjung Batu di Lahad Datu.  Sedangkan seorang korban lagi bernama Ahmad Farhan tewas ketika terjadi bentrokan di Jalan Tungku Lahad Datu dalam sebuah konvoy.







 
sumber: inquirer, theborneopost, youtube

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top